ALB (ANAK LUAR BIASA) - ORTOPEDAGOGIK

 sumber : https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjKlx2CYtMu8euhSbj6rwMatowiFesaS2Eb2w5phixB42qLtBjcdsiyJdCgSZ2ol5PqoXKr-aSFiqnqRLjLwqo2B_bQX9Hn0OPZFDjqai50pkdrmuLzb01Wigsb5YvpfiKmBBnsZ3s5mqg/s1600/slb.jpg 
Selamat pagi, siang maupun malam yang ada di tempat. Perkenalkan nama saya Jihan Fairuz Istianah yang 7 semester ke depan insyaallah menjadi Jihan Fairuz Istianah, SST. TW. Penandaan gelar tersebut di karenakan saya kuliah di jurusan Terapi Wicara (Speech Therapy) di Poltekkes Surakarta. Singkat kata, pada tanggal ini 25 Januari 2016 saya sudah lepas dari semester satu dan beranjak ke semester 2. 
Percaya bahwa ilmu takkan ada habisnya, dan ilmu juga tidak akan berkurang ketika kita berbagi. Nah, disini saya akan berbagi ilmu kepada anda reader sekalian mengenai Pendidikan Anak Luar Biasa yang saya pelajari dari materi kuliah Ortopedagogik. Tujuan pendidikan luar biasa ini yaitu untuk memberikan pelayanan pendidikan seperti halnya tujuan pendidikan biasanya, namun sudah tentu dengan beberapa penyesuaian sesuai dengan kemapuan anak luar biasa. Hal yang berada di luar kemampuan anak luar biasa tidak perlu kita sampaikan. Karena tujuan utama kita adalah buat mereka dapat hidup mandiri walaupun dengan keterbelakangan, semua itu tidak menjadi halangan. 

Keberhasilan pendidikan bagi anak luar biasa dipengaruhi oleh hal-hal seperti keadaaan ruang, alat peraga, SDM, kebijakan, dsb. Nah, mari kita jabarkan!  
  1. Keadaan ruang untuk anak luar biasa adalah tempat dimana dia bisa nyaman dengan sekitarnya, sudah tentu hal tersebut berkaitan dengan orang di sekitar dan penataan ruang bagi mereka untuk memicu keberhasilan belajar. 
  2. Alat peraga, barang ini diperlukan untuk mereka agar mudah memahami pelajaran. Mengapa demikian? Anak luar biasa sama dengan anak normal lainnya, yang membedakan mereka adalah ketika proses menangkap ilmu dalam pembelajaran yang mungkin lebih lambat ataupun lebih cepat. Dan untuk menyesuaikan dengan anak normal, yang kita perlukan selain keadaan ruang adalah alat peraga. 
  3. SDM (Sumber Daya Manusia). SDM bukan hanya berasal dari guru yang mengajarkan kepada anak luar biasa tersebut, tetapi juga berkaitan dengan keluarga, warga di lingkungan sekitar, dan anak luar biasa itu sendiri. Lingkup SDM ini seperti lingkaran (circle) yang semuanya sangat berkaitan. Guru adalah pengajar bagi anak ketika di lingkungan sekolah. Keluarga adalah pengajar bagi anak ketika berada di rumah, mereka lah yang paling penting untuk anak luar biasa. Karena, keluarga ataupun orang tua lebih banyak waktu untuk bersama si anak melebihi porsi guru di sekolah. Warga di lingkungan sekitar mereka juga penting bagi perkembangan. Mengapa demikian? Dikarenakan lingkungan yang mereka tinggali baik atau buruknya akan mempengaruhi perkembangan sosial si anak. SDM yang terakhir adalah anak luar biasa itu sendiri. Ketika SDM lainnya sudah mencukupi, namun anak tersebut tidak menginginkan adanya progress pembelajaran. Hal tersebut tidak akan ada gunanya. Karena pusat daripada pendidikan tersebut adalah membuat anak juga tidak merasa serba kekurangan ataupun hanya meminta belas kasih dari orang lain tetapi, dia juga harus mengusahakan agar kekurangannya tersebut dapat diminimalisir dengan semangat dia untuk belajar.
  4. Kebijakan. Biasanya kebijakan ini dominan berasal dari pemerintah. Disini kita bersyukur bahwa pemerintahan Indonesia sudah mau melihat pentingnya juga pendidikan bagi anak luar biasa dan membuat mereka tidak hanya diasingkan di tempat yang sama keadaannya. Wujudnya salah satu proker dinas pendidikan adalah setiap sekolah di wilayah manapun diharuskan untuk melaksanakan program sekolah inklusi. Sebagai contoh kecil, di daerah Ngawi sebuah kota kecil kebijakan tersebut sudah mulai dilaksanakan. Walaupun belum menyeluruh. 
Bukan hanya tujuan ataupun hal-hal yang mendukung proses pembelajarannya. Tetapi yang paling pokok adalah kita mengetahui klasifikasi untuk pendidikan ALB ( Anak Luar Biasa). Yaitu terdiri dari :
  1. Bagian-A untuk Tuna Netra yaitu kelainan fisik pada indera penglihatan. 
  2. Bagian-B untuk Tuna Rungu yaitu kelainan fisik pada indera bicara ataupun pendengaran.
  3. Bagian-C untuk Tuna Grahita yaitu kelainan pada mental maupun daya pikir. 
  4. Bagian-D untuk Tuna Daksa yaitu kelainan pada fisik anak yaitu pada tangan, kaki, ataupun lainnya yang berhubungan dengan anggota gerak tubuh. 
  5. Bagian-E untuk Tuna Laras yaitu kelainan pada sejumlah anak dengan kondisi seperti anak nakal, namun tingkatannya melebihi pada anak normal lainnya. 
  6. Bagian-G untuk Tuna Ganda yaitu kelainan dengan jumlah ganda atau lebih dari satu. 
Menurut Kirk dan Gallager (1983) ALB (Anak Luar Biasa) adala seorang anak yang menyimpang (terdeviasi) dari anak rata-rata/ anak normal dalam hal :
  1. Karakteristik mental 
  2. Kemampuan sensori 
  3. Karakteristik neuromotor 
  4. Perilaku sosial
  5. Kemampuan komunikasi 
  6. Kondisi fisik
Sekilas semuanya adalah pengenalan dasar mengenai ANAK LUAR BIASA yang saya dapati dari materi kuliah ORTOPEDAGOGIK. Semoga materi awal ini bermanfaat bagi kita semua. Kesimpulan materi ini adalah anak luar biasa dilihat dari segi pendidikan kita harus menyesuaikan dengan kemampuan dia. Semua saling berkaitan untuk mendukung proses belajarnya.
“Mereka adalah amanah dari Tuhan bagaimanapun bentuknya kita harus terima. Meskipun mereka terlihat banyak kekurangan. Kita sebagai orang sekitar harus dapat membantu mereka untuk menampakkan kelebihannya. Tuhan tak pernah menciptakan orang dengan kesalahan. Semua Tuhan ciptakan dengan sempurna. So.. yakinlah semua orang takkan dibiarkan tak berdaya selamanya, karena masih ada sisi kebahagiaan lain yang bisa mereka gapai dan nikmati. Thanks you  please waiting next materi! 

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "ALB (ANAK LUAR BIASA) - ORTOPEDAGOGIK"

Posting Komentar