sumber : http://sharingdisana.com/wp-content/uploads/2013/04/cara-melatih-balita-yang-terlambat-bicara.jpg
Selamat pagi, siang maupun malam yang ada di tempat. Kita kembali lagi dengan subab yang tak jauh beda dengan bab pertama. Hal ini mengenai tahapan awal perkembangan anak dilihat pada sudut bicara maupun bahasa. Percaya bahwa ilmu takkan ada habisnya, dan ilmu juga tidak akan berkurang ketika kita berbagi. Nah, disini saya akan berbagi ilmu kepada anda reader sekalian mengenai Bidang Garap Terapi Wicara yang saya pelajari dari materi kuliah Pengantar Terapi Wicara.
Pada bidang garap ini kita akan mengetahui tahap awal bagaimana karakter individu yang mengalami gangguan “Komunikasi”.
Jika dilihat dari pendapat kebanyakan orang, gangguan komunikasi ini diartikan sangatlah sempit. Mungkin kebanyakan pikir orang, gangguan komunikasi sekedar gangguan pada bahasa ataupun bicara. Namun, ketika saya mempelajari lebih dalam. Gangguan komunikasi individu ini bukan semata hanya hal tersebut tetapi juga pada suara, irama kelancaran, serta bagaimana individu tersebut menelan.
Kesimpulannya komunikasi tidak hanya berisi bunyi-bunyi vocal yang bisa dipergunakan, akan tetapi termasuk juga unsur-unsur suara, kecepatan hantaran kontak mata, ekspresi wajah dan gerakan badan individu tersebut. Baik itu dilaksanakan secara interpersonal (dirinya dengan orang lain) ataupun intrapersonal (pada diri sendiri).
Sebelum mengetahui adanya gangguan komunikasi pada individu kita harus lebih dahulu mengetahui apakah tahap perkembangannya sesuai atau tidak. Nah, disini saya akan berbagi ilmu tentang Tahapan Perkembangan Normal Anak yaitu pada bahasa dan bicara menurut para ahli.
Menurut M.F BERRY & J. EISENSION tahap perkembangan bahasa dan bicara anak yaitu:
- Tahap Reflexive Vocalization.(0 – 1,5 Bl). Pada tahap ini hanyalah aktifitas yang masih bersifat refleks. Tangisan, suara-suara yang diproduksi benar-benar tidak disadari oleh anak, tanpa kehendak, bukan berarti si anak meminta atau menuntut apapun, bukan juga sedang menanggapi rangsangan apapun dari sekelilingnya. Suara atau tangisan yang keluar benar-benar merupakan refleks belaka. Tahap ini tangisan berkembang dari tangisan yang sama disebabkan belum matangnya sistim refleks/susunan saraf dan berlanjut menuju tangisan yang berbeda. Kesan ini bunyi tangisan bayi tersebut mirip bunyi vokal, misalnya“ oooeee….oooaaa… untuk itulah maka dinamakan tahap reflexive Vocalization. Tahapan yang wajar dilakukan anak ketika masih diusia awal. Namun jika tahap ini belum terjadi kita sebagai orang sekitar sangat perlu untuk kahwatir.
- Tahap Babling (1,5 – 6 Bl). Tahap babling atau lebih popular disebut “masa anak mengoceh”. Pada usia ini bayi senang mengulang-ulang bunyi yang dibuatnya, ketika mendekati 5 sampai 6 bulan, bunyi yang dihasilkan mulai terdengar bervariasi, seperti bunyi orang berkumur-kumur (gergels) dan terkadang terdengar bermacam-macam bunyi mirip vokal (a,i,u,e,o). Pada minggu-minggu selanjutnya terdengar bunyi-bunyi seperti konsonan /p/, /b/, /g/ dan konsonan nasal /n/. bunyi-bunyi ini tentunya dikombinasi dengan bunyi-bunyi vokal, misalnya : bunyi pa-pa-pa….., atauba-ba-ba …, ga-ga-ga dan en-en-en atau na-na-na.
- Tahap Laling (6 – 9 bl). Tahap lalling ini disebut juga tahap mengoceh atau tahap jargón. Ocehan yang diucapkan bayi sudah dalam bentuk kombinasi konsonan yang juga terdapat pada tahap babling, misalnya: ketika anak lapar dia akan bicara mam..mam.. atau ketika dia ingin buang air kecil dia akan bicara pis..pis..Tahap ini merupakan tahap latihan untuk beranjak kepengucapan bentuk kata, dan bukan merupakan refleks lagi. KET : Ocehan pada tahap babling dapat dikatakan ocehan dalam bentuk KV (konsonanVokal), sedangkan pada tahap lalling menunjukan kemampuan yang lebih tinggi pada koordinasi neuromoskuler dari traktus vokalis, yaitu ocehan dalam bentuk suku kata KVK (Konsonan Vokal Konsonan).
- Tahap Echolalia (9 – 12 bl). Echologia ;echophrasia; echo speech ; e mimic speech yang artinya adalah kecenderungan untuk meniru dari suatu individu tanpa mengubah apa yang dikatakan kepadanya. Tahap ini dalam pengulangan tidak lagi sekedar mengulang-ulang apa yang dikatakan sendiri, namun juga mengulang apa yang didengar dari lingkungannya. Dalam usaha meniru apa yang di dengarnya di diiringi dengan penggunaan gesture atau isyarat gerakan tangan. Perlu ditekankan bahwa pengulangan terhadap apa yang didengar dari lingkungan belum diiringi dengan pemahaman bahasa tentang makna yang terkandung dalam ucapannya. KET : Anda perlu kahwatir ketika anak sudah usia 9-12 bulan tetapi dia tidak ada respon ataupun pengulangan kata yang ia dengar dari orang lain. Karena pada tahap ini seorang yang mengalami gangguan pendengaran (hearing impairment) tidak akan mengalami tahapan ini.
- Tahapan True Speech (12 – 18 bl). True speech atau bicara yang sudah benar (dalam arti pemahamannya, namun mungkin artikulasinya belum). Tahap ini mengawali tahap perkembangan bahasa yang benar. Anak akan menolak apabila ucapanya dimaksudkan lain (beda) dengan apa yang dimaksud oleh anak. Dapat ditegaskan lagi disini bahwa anak pada usia ini pola- pola wicaranya sudah dapat dimengerti maksudnya meskipun kejelasan artikulasinya belum memadai. Namun setiap ujaran sudah mewakili pengertian tertentu. Anak pada usia ini sudah mampu mengucapkan rangkaian kata dua sampai tiga kata.
Nah itu pemahaman saya mengenai pendapat M.F BERRY & J. EISENSION. Semoga apa yang saya sampaikan bermanfaat bagi kita semua, serta akan lebih mengerti perkembangan anak. Dan ketika anak mengalami gangguan atau keterlambatan kita segera mengetahui untuk bisa mengobati ataupun meminimalisir gangguannya. Sebenarnya tahapan ini tidak berhenti pada pendapat dari M.F BERRY & J. EISENSION namun masih banyak lagi pendapat para ahli atau secara umum, yang pada akhirnya juga sama maksudnya. See you.. semoga dapat bertemu lagi dengan ilmu yang lebih menarik
Belum ada tanggapan untuk "TAHAPAN PERKEMBANGAN BAHASA DAN BICARA ANAK - PENGANTAR TERAPI WICARA"
Posting Komentar